Ujung Perjalanan Kami di Pulau Kanawa

Semesta pun murung siang itu. Langit biru dan terik mentari bagai dirangkul oleh segerombolan awan menghitam yang menggantung rendah. Siang itu, siang terakhir kami mengarungi perairan Kepulauan Komodo. Terakhir kalinya kami merapat di pulau berjarak 1 jam dari Labuan Bajo, Pulau Kanawa.

Tiga hari sang surya menemani kami merepih alam, tiga hari langit biru menaungi kami menjelajah alam namun tidak di siang terakhir kami. Sedih yang menggantung di balik rasa kami rupanya didengar semesta.

Semesta pun murung siang itu…

Semesta menitikkan air mata saat kami melesakkan kaki di pasir putih Pulau Kanawa. Pulau kecil ini bak gadis remaja yang bersolek dari ujung rambut hingga kaki. Bukit kecil, pantai pasir putih, lautan biru jernih hingga terumbu di dasar samudera terpapar indah, hanya sayangnya semesta murung saat itu. Hampir membuyarkan keelokan Pulau Kanawa dengan taburan semburat kelabu. Tangis semesta tak dapat dibendung saat kami mencapai bukit Kanawa. Tangis semesta yang semakin larut memaksa kami bergegas mencari tempat berteduh.

Dari atas Pulau Kanawa yang mendung
Dari atas Pulau Kanawa yang mendung

Dalam sebuah pendapa kami berteduh, menatap jauh ke tengah samudera berusaha menyibak tirai air mata sambil berharap kebaikan hati semesta untuk kembali tersenyum. Mungkin senyum tak akan merekah karena semesta tahu kami pun bersedih harus meninggalkan selaksa keindahan di Kepulauan Komodo.

Terbuai kami dalam lamunan kelabu semesta. Lamunan yang bermain liar menarik mundur kami. Terlintas memori saat kami belum menyatu, hanya ada aku, kamu dan dia. Barisan bukit yang menyembul dari dasar samudera tak jauh dari Labuan Bajo memecah kebisuan aku, kamu dan dia. Tak butuh waktu lama bagi semesta untuk melebur aku, kamu dan dia menjadi kami.

Bukit Waecicu
Bukit Waecicu

Semesta tertawa riang saat pertama kami mencoba menaklukkan bukit Pulau Kelor. Terik mentari tak kami hiraukan demi pemandangan indah di atas sana. Panas? Sejuknya air di bibir pantai Pulau Kelor siap menyejukkan. Tak disangka, semesta mengijinkan kami bercanda dengan ikan-ikan badut.

Dari atas bukit Pulau Kelor
Dari atas bukit Pulau Kelor

Antusias kami dihargai mahal, semesta mempertemukan kami dengan penghuni-penghuninya yang menakjubkan. Pari Manta sempat meliuk bersama kami di kedalaman 15 meter sementara dalam kubangan di Pulau Sembilan, semesta menghadirkan ubur-ubur biru tanpa sengat di bawah sengatan mentari.

Ketemu Pari Manta di Labuan Bajo
Ketemu Pari Manta di Labuan Bajo
Ubur-ubur di Pulau Sembilan
Ubur-ubur di Pulau Sembilan

Rasa kagum kami melimpah ruah saat semesta mempersembahkan keajaiban dunia, sang komodo. Hanya selemparan batu jarak kami, begitu dekat dengan hewan purba mematikan ini. Tak habis kemurahan hati semesta, kami selalu disuguhkan dengan lukisan alam yang begitu indahnya di Pulau Padar dan Gili Lawa. Menyapa terang yang merayap dari balik cakrawala dan menyambut gelap yang bergulir di balik bukit disuguhkan dengan sempurna tanpa cela oleh semesta.

Sang Komodo
Sang Komodo
Puncak Pulau Padar
Puncak Pulau Padar
Panorama Indah Gili Lawa
Panorama Indah Gili Lawa

Surya mengintip dari balik awan hitam, hangatnya menyapa seketika. Lamunan liar kami berhasil melambungkan ceria semesta. Tak butuh waktu lama bagi semesta untuk mengenyahkan gumpalan-gumpalan hitam. Semburat murung di Kanawa seketika berganti warna-warni ceria. Tangis semesta sempat membuat beberapa pelancong memutuskan untuk meninggalkan Pulau Kanawa hingga hanya kami yang tertinggal.

Pulau Kanawa yang sepi
Pulau Kanawa yang sepi
Pendopo yang tersebar di pantai Pulau Kanawa
Pendopo yang tersebar di pantai Pulau Kanawa

Ahhh… indahnya kesunyian di Pulau Kanawa ini. Barisan resort tak berpenghuni berderet berjarak beberapa langkah dari bibir pantai. Pendapa tempat berteduh kami ternyata tersebar cukup banyak di pasir putih Kanawa. Resto sekaligus lobby dari penginapan di Kanawa hanya terisi 2-3 pasang pelancong berkulit pucat memerah, tawa mereka beradu dengan hembus angin sore.

Tak ingin meninggalkan ketenangan ini tapi semesta sudah terlalu baik, untuk terakhir kalinya mengijinkan terang memayungi kami, samudera tenang tak bergelombang mengantar kami. Mengemas semua kenangan indah di Kepulauan Komodo sambil menjauh kami meninggalkan Kanawa, pulau kecil berparas indah.

Pulau Kanawa cerah ceria
Kanawa cerah ceria
Pulau Kanawa yang berparas cantik
Pulau Kanawa yang berparas cantik

Syukur terucap dalam diam…

“Terima kasih semesta untuk kebaikanmu”

Pulau Kanawa
Pulau Kanawa

Enterpreneur, Travel Blogger, Instagramer, Hotel & Resto Reviewer, Fuji Film User.
10 Responses
  1. Anonim

    wihhh .. pengen banget saya kemari … amazing banget pemadangan dan komodo-nya. ehh yang baju merah siapa sih …

    1. Anthony Leonard

      sayangnya blom bisa sapedahan disini kayanya mas…mau tau yang baju merah? tanya sama yang baju pink mas :p

Leave a Reply